Rabu, 26 Mei 2010

"CORAK BERDAGANG DI PASAR BESAR MALANG SERTA PENYEBAB KEMUNDURAN PBM"
Pasar besar malang adalah suatu bentuk contoh pasar nyata yang proses transaksi langsung antara penjual dengan pembeli dalam suatu tempat bukan pasar niskala yang transaksinya berlansung hanya berupa contoh barang saja, dari pasar tradisional yang ada di Malang. Sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelolah oleh pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik Negara, dan badan usaha milik daerah termasuk kerja sama dengan swasta, dengan usaha tempat seperti toko, kios dan tenda-tenda kecil yang dikelolah oleh pedagang-pedagang kecil, menengah dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar. Di pasar besar Malang setiap PKL harus membayar sewa tempat, keamanan dan kebersihan yang di pergunakan untuk usaha kepada Dinas pasar atau restribusi. Di dalam pasar besar Malang terdiri dari lantai 3, adapun di lantai 3 bentuk pasarnya pasar modern. Arti dari pasar modern itu sendiri adalah pasar dengan pengelolaan manajemen modern dicirikan dengan penyedia barang yang mutu serta pelayanan yang berstandard. Seperti yang saya jumpai di pasar besar Malang bagian bawah identik tempatnya kotor dan banyak orang peminta-minta serta copet yang menyamar sebagai pengemis tetapi pasar besar Malang selalu ramai pembeli. Di lihat dari segi penataan sebagai berikut:
"1". Lantai Bawah atau emperan
ADALAH Pada lantai bawah terdapat 4 bagian dan bagian muka yaitu tempat parkir yang mengelilingi pasar tersebut dengan penjagaan yang ketat serta aman walaupun ramai tapi penataannya sangat rapi dan strategis tidak menghalangi jalan. Bagian pertama di tempati oleh pedagang kakilima yang terdapat berbagai jenis dagangan makanan dengan berbagai suku, dan ras yang berbeda. Ada suku madura, jawa dan sebagainya. Bagian yang kedua terdapat pedagang buah-buahan, baju, sandal, sepatu, pedagang emas dan sebagainya dengan bentuk toko-toko kecil dan petak-petak. Pedagang tersebut menentukan harga melalui proses tawar-menawar dengan pembeli atau juga disebut mekanisme harga ekonomi adalah suatu tempat dalam kegiatan ekonomi yaitu produksi, konsumsi, dan distribusi seperti pasar untuk mengeliminasi harga yang telah ditawarkan oleh penjual untuk pembeli untuk menentukan suatu harga dalam transaksi tersebut. Pada bagian tengah terdapat pedagang buah-buahan, baju, sandal, pedagang daging, pedagang pecah-belah dan pedagang jualan kue serta makanan ringan. Pedagang di pasar menawarkan barang dagangan dengan ramah agar barang yang dijual laku dan laris. Seperti penawaran pada pedagang buah-buahan yang menimbang buahnya yang saya jumpai pada alat timbangannya terdapat logam yang diselipkan di bagian alat tersebut yang menyebabkan timbangan itu menjadi berat. Itu adalah suatu konflik yang terdapat di pasar di dalam berdagang dengan tujuannya mendapat untung yang lebih tanpa memikirkan modal sosial dengan pembeli. Jadi pembeli tersebut merasa kecewa terhadap pedagang tersebut yang membuat pembeli tersebut tidak membeli buah yang dijual oleh pedagang itu. Dan saya jumpai ada seorang pembeli yang membeli suatu barang dan bercakap-cakap sebagai berikut pada pedagang pecah-belah: “pembeli: Mbak saya cari panci sama rice cooker yang bagus dan makanannya tidak gampang basi ?” ,” pedagang: Pancinya ada tapi modelnya seperti ini, tapi ini barangnya tinggal satu dan ini keluaran yang terakhir. Sedangkan rice cookernya tinggal yang merek Toshiba itupun tinggal satu karna barangnya terjual laris dan orang sini lebih suka barang merek yang ini. Gimana mbak suka dengan barang ini ? kalau tidak suka ya tidak apa-apa dan saya akan carikan barang yang lain.” “Pembeli: Ya sudah saya ambil barang yang ini, saya yakin barang ini bagus karna saya percaya ibu pilihan barangnya selalu bagus.” “Pedagang: Terima kasih bu, kalau ada kecacatan ibu bisa menukar barang yang lain.” “Pembeli: Berapa harganya bu ? “ “Pedagang: Harga pancinya Rp.18000 dan harga rice cookernya Rp. 225.000. “ “Pembeli: Jadi semuanya Rp. 240.000 ya bu saya cuma ada uang Rp. 237.500, gimana bu ? “ “Pedagang: Iya bu ambil saja, itung-itung pelanggan lama.” “Pembeli: Terima kasih bu.” “Pedagang: Sama-sama bu”. Dari percakapan tersebut bisa saya simpulkan bahwa antara pedagang dengan pembeli mempunyai hubungan yang baik, itu semua di dasari dari nilai dan norma serta modal sosial yang tinggi. Adapun arti nilai adalah suatu ukuran baik yang diukur oleh manusia kepada orang lain, norma adalah aturan, baik formal maupun informal sebagai institusi yang mengatur interaksi sosial antar manusia. Sedangkan modal sosial sendiri adalah sebuah kapabilitas yang tumbuh bersumber dari kepercayaan umum dalam suatu linkungan komunitas masyarakat tersebut. Itulah timbal balik antara pedagang dengan pembeli atau pelanggan, timbal balik timbul karna adanya pertukaran timbal balik ( resiprositas ) antar individu atau antar kelompok. Saya jumpai pada pedagang sepatu, ada seorang pembeli yang membeli sepatu tetapi barang yang di cari pembeli tidak ada dan pedagang tersebut mengatakan “ Pedagang 1: Sebentar mbak saya carikan barangnya di toko sebelah.” Pembeli dengan sabar menunggu barang yang di carikan oleh pedagang tersebut. “Pedagang 1: Mbak yu ono sepatu sing koyo ngene ? neng nggonku nggak ono, aku nyileh disek engko tak ganti mbak yu.” Pedagang 2: Wes ambilen dek. “ Pedagang 1: Matur nuwun mbak yu. “ Pedagang 2: Sama-sama dek.” Akhirnya pedagang tersebut menemukan barang yang di carinya dan di berikan oleh pembeli yang sudah menunggu dengan sabar. Bisa di gambarkan antara pedagang 1 dengan pedagang 2 adanya interaksi antar pedagang yang saling berasosiasi dengan baik dan di dalamnya terdapat nilai kekeluargaan yang kuat serta nilai kepercayaan yang tinggi yang terjalin dalam pasar besar Malang tersebut. Dan itu juga disebut dengan istilah ngamek nyaur yang di zaman sekarang ini sudah jarang sekali yang menerapkan ngamek nyaur karna hilangnya modal sosial antara pembeli dan penjual di dalam pasar tradisional. Ngamek nyaur adalah sebuah cara seseorang pedagang ( yang tidak memiliki stok barang yang diperlukan pembeli ) untuk-meminjam atau mengambil-barang kepada pedagang lain ( yang memiliki stok barang ) untuk dijual kepada pembeli atau ditawarkan kepada calon pembeli. Di lantai bawah ini tempatnya identik ramai karna tempat ini kebanyakan di kerebungi ibu-ibu yang belanja kebutuhan sehari-hari. Pada bagian bawah kebanyakan dari pedagang kecil dan menengah yang mempunyai berpendapatan sedang.
"2". Lantai kedua
ADALAH Pada lantai kedua terdiri dari 4 jenis barang dagangan yang dijual oleh pedagang. (i). Pedagang yang menjual kain yang bertempat di bagian muka pintu utama, banyak jenis kain yang dijual oleh pedagang tersebut dengan harga yang bermacam-macam tergantung dari jenis kainnya. Cara pedagang menawarkan dagangannya sama seperti pada lantai bawah yang dilakukan oleh pedagang dengan pembeli. (ii). Pedagang yang menjual baju dan jilbab yang bertempat disebelah pedagang kain. Pedagang ini menjual barang dagangannya dengan menggantung contoh-contoh baju yang banyak digemari banyak orang atau pembeli. (iii). Pedagang yang menjual tas dengan cara di gantung tujuannya agar pembeli mengetahui model-model tas yang baru demikian juga dengan harga yang bermacam-macam. (iv). Pedagang yang menjual sepatu dan sandal yang berbagai macam jenis yang di pajang oleh pedagang. Harga yang ditawarkan oleh pedagang yang berjualan di pasar besar ini sangat terjangkau maksudnya barang-barang yang diperdagangkan bisa dibeli atau dimiliki oleh pembeli dari kalangan atas, menengah, dan bawah.
"3". Lantai 3 atau Lantai atas
ADALAH Pada lantai 3 sistem dan penataannya sangat berbeda dengan lantai-lantai sebelumnya. Yaitu pasar dengan sistem modern, barang-barangnya bermutu, penataannya lebih strategis, tempatnya bersih dan pelayanannya bagus. Di lantai 3 ini seorang pedagang di sini menentukan harga barang yang di perdagangkan secara rigid atau kata lainnya sudah di tentukan oleh pedagang yang di dalamnya terdapat pajak tempat penyewaan yang berbentuk bandrol yang bertuliskan angka yang sudah ditentuken sesuai pajak yang di kenainya. Jadi harga barang-barang tersebut identik mahal dan tidak semua orang bisa membeli barang-barang yang ada di pasar modern ini atau tidak terjangkau. Adapun barang-barang yang dijual oleh pedagang seperti baju anak-anak, baju dewasa, sepatu, alat-alat masak, dan sandal. Tidak seperti pada lantai bawah yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat pada umumnya. Pada lantai atas di kuasai oleh pengusaha atau pemilik yang menjual barang dagangannya pada lantai ini bukan dari pengusaha menengah atau kecil.
Penyebab kemunduran di PBM tersebut di karenakan oleh kurangnya kepercayaan antara konsumen dan pedagang di PBM, pedagang dengan pedagang, kecurangan dalam berdagang yang dilakukan oleh pedagang di PBM dengan menggunakan logam atau alat untuk memberatkan alat timbangan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tanpa memikirkan pembeli atau pelanggan, modal sosial yang hampir punah dan kebersihan yang kurang diperhatikan oleh pedagang tersebut itu juga salah satu faktor yang mempengaruhi pembeli untuk berbelanja di PBM atau pasar tradisional. Serta kurangnya himbauan dari dinas pasar untuk mengatur tata cara berdagang yang baik sesuai dengan aturan. Kita sebagai penerus bangsa bagaimana untuk menyikapi suatu konflik yang terjadi di masyarakat umum.

6 komentar:

  1. Di pedagang pecah belah yang sudah dijelaskan di atas sangat menjujung modal sosial yaitu kepercayaan. Di mana pembeli percaya akan barang yang ditawarkan seperti rice cooker tadi. Penjual juga berusaha benar-benar memberikan informasi yang sebenarnya sehingga pembeli yakin atas kualitas barang tersebut. Pada zaman sekarang ini jarang di temui hal tersebut. Terkadang penjual memberikan barang yang tidak sesuai dengan keinginan pembeli sehingga pembeli merasa kecewa. Modal kepercayaan ini seharusnya dapat terus dikembangkan sehingga modal sosial tidak semakin hilang di Pasar Besar Malang. Ini sangat berbeda jauh di pasar modern Matahari yang mana mereka sebagai penyalur barang terhadap konsumen tidak memperhatikan keinginan konsumen. Yang penting mereka telah menjalankan tugasnya sebagai distributor barang dengan cara menyediakan semua barang dan memperoleh keuntungan. Terserah konsumen membelinya atau tidak yang penting dia memperoleh keuntungan dari hasil penjualan.

    BalasHapus
  2. memang dengan adanya pasar modern yang sudah merajalela kini pasar tradisional mengalami kemunduran, namun apabila pedagang dalam pasar tradisional dapat menarik minat pembeli dengan baik maka kemunduran pasar tradisional tidak akan terjadi seperti saat ini walaupun tengah banyaknya pasar-pasar modern dibangun.

    BalasHapus
  3. memang pasar tradisional banyak terdapat kecurangan, namun tidak semua pedagang yang melakukan hal yang sama. tapi ada juga pedagang yang masih menjunjung tinggi kejujuran dan menghargai pembeli. sebagai contoh pedagang rice cooker dengan ikhlas memberikan barangnya kepada pembeli walaupun uang dari pembeli kurang sedikit dari harga yang dipatok.

    BalasHapus
  4. dapat dilihat bahwa ternyata di pasar tradisional itu terdapat perbedaan dalam cara berdagang. di pasar tradisional mempunyai modal sosial yang tinggi seperti dalam tawar menawar rice cooker seperti yang dijelaskan di atas. berbeda halnya di pasar modern yang tepatnya berada di lantai 3, proses jual beli tidak seperti pada pasar tradisional yang masih menggunakan sistem tawar menawar.

    BalasHapus
  5. Letak PBM dan penempatan pedagangnya memang sebenarnya sudah cukup strtegis, tetapi seharusnya di lantai tiga tersebut tidak ditempati oleh pasar modern. Dengan hal tersebut akan terlihat perbedaan yang mencolok antara pasar modern dan pasar tradisional, seperti contoh dilihat dari sisi kebersihannya, maka konsumen akan lebih condong ke pasar modern.

    BalasHapus
  6. Pasar tradisional seperti Pasar Besar Malang seharusnya mampu menjaga rasa nyaman bagi pengunjung seperti kebersihan ,jika keadaan bersih maka pengunjung akan nyaman ketika melewati lorong-lorong pasar.Selain itu pedagang pasar seharusnya dapat menimbulkan pasar percaya pengunjung terhadap barang-barang yang dijualnya dengan jujur.Karena dengan proses tawar-menawar harga yang dimiliki pasar tradisonal dan tidak terdapat pada pasar modern, para pengunjung pasar akan datang lebih memilih membeli barang kebutuhannya di pasar tradisional dengan kualitas barang yang tidak berbeda.

    BalasHapus